Tipe Teman Sosmed Kamu

Bicara soal era digital dan internetisasi, dimana lebih dari setengah waktu kehidupan seseorang bergantung kepada dunia maya, tentunya sosial media. Bosen sedikit, atau lagi bete kurang kerjaan bahkan saat ada kerjaanpun kita terkadang menyita waktu beberapa menit, malah lebih dari itu untuk sekedar up date info pribadi atau melihat-lihat perkembangan terbaru di sosial media tertentu, apa yang sedang hangat diperbincangkan saat itu di sosial media seakan membuat kita takut kehilangan sedetik saja moment tersebut.
Nah, tanpa kita sadari juga, sosial media telah membuat kita menemukan kenalan-kenalan baru, meski tidak pernah bertatap muka langsung, seperti contoh sosial media facebook dan twitter, kita secara tiba-tiba bisa mendapat permintaan pertemanan atau follow dari seseorang. Kebiasaan kita didunia maya, nggak mau ambil pusing untuk menseleksi permintaan-permintaan yang masuk tersebut. Yang terpenting di daftar jumlah followers atau friends terlihat banyak, sudah membuat kita jadi berasa keren.

Dan hasilnya adalah kita tanpa sadari punya teman-teman dengan ciri khusus yang berbeda dan tidak kita temui di dunia secara nyata atau kontak fisik. Inilah beberapa tipe teman yang sering kita jumpai di sosial media. Siapakah mereka?

- Tipe Likers
Teman tipe ini paling gampang memberikan jempolnya untuk status pribadi kita. Entah ngebaca atau enggak, tipe teman seperti ini seolah nggak peduli dan langsung menekan tombol like di sosial media kita. Mulai dari foto selfie, status gokil, postingan galau, bahkan berita duka juga nggak segan dia kasih like atas status kita itu di sosial media. Kalau dipikir lagi, contoh misalnya kita ngepost, "telah meninggal dunia, bla..bla.." dan nggak lama teman likers ini langsung nge-like status itu tanpa komen apapun. Logikanya kan dia berarti suka dengan yang menimpa kita dalam status itu, iya nggak? Heheh..

-Tipe Stalkers
Ini tipe teman di sosial media sebagai secret admire kita. Tiap apapun gerak-gerik kita di dunia maya nggak luput dari pantauan si teman stalkers ini. Tipe teman satu ini susah ditebak keberadaannya, kadang-kadang dia jadi silent readers status kita, kasih kasih like, kadang komen dengan bahasa umum, tapi dibelakang kita dia memantau dengan maksud tertentu, nggak jarang koleksi selfie kita di sosial media jadi koleksi pribadi teman yang stalking ini. Hati-hati yah! :-)

-Tipe Silent Audience
Sesuai namanya, tipe teman dunia maya ini lebih pasif dari tipe yang lain. Dia nggak suka mengumbar like atau celoteh banyak di setiap status atau postingan kita di sosial media. Tapi secara diam-diam dia menjadi penonton dari aktivitas kita didunia maya, bedanya dengan teman stalkers, teman silent audience ini nggak baper dengan kita, nggak lagi jadi secret admire nya kita, alasan terbesar mereka lebih kepada gengsi,takut kita pamornya naik dan berasa jadi ngartis di sosial media.

-Tipe Komentator
Pernah nonton bola yang ada komentatornya? Atau acara talent show yang sehabis tampil di komentari oleh beberapa orang tertentu. Nah, tipe teman komentator ini nggak jauh beda dengan komentator asli dalam program-program talent show. Mereka seperti punya naluri untuk nge-judge atau komentarin apapun yang kita lakuin atau posting di sosial media kita. Mulai dari ngomentarin dandanan kita saat foto selfie kita post di sosmed, sampe ngomentari status kita panjang lebar, dan nggak jarang jadi debat. Tipe teman seperti ini, umumnya nggak mau kalah dalam berpendapat, tapi kalau ketemu langsung atau kontak fisik, nggak tahu yah? Kadang mereka suka jadi orang yang sebaliknya dari mereka yang didunia maya. Who knows.

-Tipe Kepowers
Nah, kalau yang satu ini, tipe kepowers artinya sang master kepo. Bisa jadi teman kepowers ini mengkombinasikan hasil temuan mereka dibeberapa sosial media kita trus mengambil kesimpulan sendiri. Misal kita bikin status menganggumi seseorang dan kita posting di facebook tanpa mencantumkan nama, inisial atau apapun yang berhubungan dengan status itu. Dan
Tiba-tiba si teman kepowers ngeliat sosial media kita di instagram memajang foto berdua dengan seseorang yang kenyataannya itu adalah sepupu kita. Udah deh, si temen kepowers ini langsung kegatelan, komentarin status di facebook dan mengaitkannya dengan temuannya di instagram kita dan mengira kita lagi jatuh cinta dengan orang yang difoto itu, yang padahal adalah sepupu kita. See ?? Mereka beneran kurang kerjaan yah? Heheh..

-Tipe Mario Teguh
Bapak Mario Teguh tentu kita tahu identik dengan bahasa-bahasa motivasinya. Entah ngefans luar biasa dengan tokoh satu itu, teman tipe Mario Teguh di sosial media suka tiba-tiba mengumbar bahasa-bahasa berat di postingan ataupun status kita. Niat mereka baik sih, artinya perhatian dan memberikan wejangan-wejangan untuk setiap persoalan yang kita rasa butuh diskusi dengan teman-teman di dunia maya. Tapi kadang-kadang karena pake bahasa yang berat dan menggurui, tipe teman Mario Teguh di sosial media ini jadi ngebikin suasana tambah kaku dan serius, yang kita sih pengennya diarahin untuk semi-serius atau bahkan dibikin santai biar persoalan jadi berasa enteng. Namun, teman tipe ini sebenarnya sangat baik dibanding tipe teman lain di sosial media, mereka punya sifat perhatian lebih dibanding yang lainnya.

- Tipe seller
Kalau tipe teman seller nggak bisa liat kesempatan sedikit dari status atau postingan kita. Ngeliat pembahasan kita di sosmed mulai rame dan menarik banyak atensi orang-orang, mulai deh mereka nawarin barang dagangan mereka. Nggak peduli melenceng dari pembahasan status atau bakalan menyinggung kita sebagai empunya status,teman tipe seller mengambil kesempatan rame tersebut untuk mencuri-curi calon pembeli barang dagangan mereka. Yah, sebenernya nggak masalah juga sih, namanya orang usaha kan biarin aja kasih jalannya, tapi kadang yang bikin kesel adalah para temen seller kadang bener-bener nggak liat kondisinya, jelas-jelas status ataupun pembahasan diskusi di group sosial media tentang yang sedih-sedih, dan tiba-tiba mereka muncul dengan kata-kata ajaibnya, "ayo sist/agan di cek barang-barang kita. Harga oke, bisa ditawar loh." , lalu mulai berasa awkward deh pembahasan tadi.

- Tipe Emoticoners
Kalau teman tipe emoticoners paling suka pajang emo-emo terbaru. Mereka suka pamer temuan emoticon yang mereka dapet gratis atau beli. Pokoknya apapun status yang kita bikin atau pembahasan apa yang lagi dibincangkan hangat, mereka cuma hadir dengan ilustrasi muka-muka lucu, emo-emo aneh tanpa satu patah kata tambahan. Teman tipe emoticoners ini lebih nyaman mengekpresikan suasana hati mereka atau pendapat mereka dengan ilustrasi emo yang mereka punya. Dan kadang mereka suka bikin kita sebel juga, habis dikomentarin atas emo yang mereka kasih, lalu mereka bales lagi dengan emo lainnya, sampe mampus juga mereka nggak ngomong dan cuma kasih emo-emo aja. Haha..

- Tipe XOXO,wkwkw
Kalau tipe yang kesembilan ini, tipe yang hemat bicara. Sukanya cuma mengumbar tertawa cool mereka dengan tulisan pengganti seperti XOXO atau wkwkw yang artinya mereka suka dan apa yang kita bikin di sosmed berhasil menghibur mereka. Lalu setelahnya mereka lenyap dari dunia maya dan akan datang lagi dengan cara yang sama, ketawa doang di sosial media.

- Tipe Self-attention
Nah yang terakhir ini tipe Self-attention. Tipe teman di sosial media ini lebih kepada tipe nebeng eksis di sosial media. Beda dengan teman tipe seller, ketika mereka mencium bau keramaian di sosial media kita, langsung mereka promosi diri, mulai dari cantumin nomor hape, akun instagram, twitter, blog dan lain-lain, dan nggak jarang ditambahkan dengan foto selfie mereka di kolom komentar sosial media kita. Dan teman seperti ini biasanya akan cepat ngartis di sosial media, tentunya dengan catatan khusus, karena mereka ngelakuinnya dengan penuh keagresifan. Tapi, tetaplah mereka teman yang baik, tipe teman ini biasanya humble dan nggak pilih-pilih temen.

Jadi, tipe teman yang mana yang sudah atau pernah kalian temui. Atau jangan-jangan semuanya? Separuhnya? Well, berteman itu baik, banyak teman sangatlah baik. Mari berteman guys. Terima kasih sudah membaca. See you.(/tm)
Readmore → Tipe Teman Sosmed Kamu

Hal yang dilupakan dari tahun 2000an

Ada beberapa yang beda kalau kita melihat lagi hal-hal unik yang ada ditahun 2000an. Masih ingat dengan majalah bobo,misalnya?Atau kartun-kartun lucu di minggu pagi? Semua masih terasa asik dimasa saat itu. Anak atau remaja yang lahir di era 90 an tentu paham rasanya menjadi anak-anak penuh rasa ingin tahu dan kreatif.

Beberapa hal memang berkembang pesat dan mempermudah kita dalam melakukan apapun. Nah, kali ini penulis akan kasih beberapa hal-hal yang menjadi plus atau minus di tahun 2000an. Apa aja yang jadi point-pointnya? Kita cek berikut ini:

1. Privasi is Number One
Kebayang jaman dulu privasi itu jadi point yang dijaga banget oleh pemiliknya. Nggak usah ditutup-tutupin deh! Waktu dulu era sebelum internet semakin merajala lela,baik cewek maupun cowok suka tulis-tulis pengalaman sehari-hari dibuku harian. Cowok mungkin males nyebutnya diary, dan cewek suka banget dengan sebutan itu.
Nah, kalau dulu ada orang aja yang tiba-tiba jahil ambil buku harian yang selalu dibawa di tas nih bagi cewek-cewek, pastinya itu bikin emosi, si cewek itu mungkin bilang ke temennya yang kepo itu, "eh! Punya tata krama nggak loe? Baca-baca privasi orang?"
Trus, coba kalian bandingin dengan anak zaman sekarang!
Anak zaman sekarang atau juga kita nih yang holic banget dengan gadget, kadang-kadang suka posting hal-hal pribadi ataupun curhatan, anehnya lagi suka pada kesel kalau postingan itu nggak rame ataupun nggak ada yang komentar. Kita malah marah-marah kalau privasi kita nggak digubris sama orang. Iya nggak? Hahah

2. Gadget is my everything than family, unrealized!
Balik lagi soal curhat tadi, gadget sekarang sudah jadi simulator seorang bagian keluarga kita tanpa disadari.
Kalau ada apa-apa, mau minta pendapat, bukannya tanya keluarga,mama? Papa? Atau kakak-adek dirumah, ini kita malah tanya netizen di sosial media yang padahal semuanya itu belum tentu baik untuk kita terima. Terkadang keluarga bukan prioritas untuk tempat solusi tanpa kita sadari, artinya gadget menjauhkan kita dari keluarga.

3. Mana Ranah pribadi mana Publik, Don't know?
Saking bebasnya berpendapat di dunia maya, kita sendiri lupa untuk menjaga etika dan tata krama dalam bertutur.
Blak-blakan itu boleh, jujur dengan pendapat juga boleh, tapi kalau sudah menyinggung atau membunuh karakter orang, mem-bully dan menyingkirkan hakikat manusia yang ingin dihargai, itu tentunya jadi hal yang salah. Dulu kita takut sekali akan menyinggung orang dengan kata-kata kita. Kalau kamu masih ada dizaman surat-suratan, pasti paham betul untuk menuliskan kata-katanya harus dipilah-pilih yang santun, enak dibaca dan bersahabat, bayangkan dengan komentar sekarang didunia maya! Keduanya dilakukan dengan media yang sama yaitu tulisan, tapi karakter yang ditunjukkan malah mundur kebelakang seperti tidak ada unsur pendidikannya. Faktor tidak bertatap muka langsung dengan lawan bicara mungkin jadi alasan untuk lebih berani menghina dan mengucilkan. Jadi, ditelaah lagi ya guys! Be more polite!

4. Tontonan itu Tuntunan.
Kalian pasti pernah dengar istilah klasik tentang cara bayi secara alami belajar. Yah! Mereka meng-imitasi atau secara harfiahnya meniru. Nah, seperti bayi kita juga secara tidak langsung dibentuk karakternya oleh apa yang kita lihat dan tonton setiap harinya. Televisi sekarang terus berkembang dengan kreativitas dan keragaman acaranya, tapi nilai komersil kadang menghilangkan unsur utama televisi dalam membentuk karakter bangsa.
Sekarang banyak banget acara televisi yang menunjukkan sisi-sisi angkuh, cuek, licik, kontras atau frontal, dan banyak lagi lainnya. Alasan untuk menunjukkan sebuah realita bahwa tidak semua manusia di Indonesia ini adalah malaikat baik hati itu bagus, tapi juga tidak harus selalu menunjukkan hal-hal yang buruk seperti berita korupsi dan sifat tidak santun lainnya yang tadi udah disebutin.
Coba kita bandingkan dengan tayangan televisi saat itu ditahun 2000an. Mulai dari sinetron nya, berita dan lain-lain, dari acara tersebut setidaknya pemain dibelakang layar punya usaha untuk menunjukkan nilai pembelajaran yang bisa dipetik dari sebuah acara.

Kalau kalian ingat sinetron lupus. Disini mungkin atau tentunya ada sisi jelek yang terpublish dalam adegan-adegannya, tapi kita masih bisa mengambil pelajaran dari keseharian lupus yang pekerja keras, kreatif, sayang keluarga.
Keluarga cemara juga salah satu sinetron yang serupa yang menunjukkan nilai peduli sesama.
Mungkin memang ada atau faktanya banyak keluarga tidak harmonis, orang-orang dengan bersifat ganda atau biasanya sih kalian bilang dengan kata 'munafik', tapi satu yang harus dipikirkan adalah masih ada juga keluarga harmonis, karakter yang baik, peduli dan lain-lain yang bisa dikemas dalam suatu acara, hasilnya bisa jadi pelajaran kita untuk secara langsung atau tidak langsung terstimulasi untuk mencontoh karakter tersebut.
Bagi kalian yang masih sempat merasakan era 2000an, tentu sempat pula merasakan atmosfer saling percaya, tidak menaruh curiga terhadap lawan bicara, tentunya selalu berfikir positif kepada siapapun tanpa pamrih.

5. Me time is forever than go hangout
Dulu sebelum sosial media berkembang, kita nih anak atau remaja tahun 2000an paling bete kalau dirumah sendirian, biasanya saat libur sekolah dihari minggu. Habis nonton kartun pagi-pagi siangnya bingung mau ngapain, akhirnya keluar rumah kumpul sama anak-anak komplek main kelereng, layang-layang, tamiya, crushgear, beyblad dan lain-lain. Untuk yang beranjak remaja saat itu ke mall main game sama-sama, nongkrong tempat temen, main sepatu roda an, dan banyak lagi. Tapi semenjak menjamurnya media sosial, kita cenderung fokus pada gadget smartphone, ketawa-tawa di group sosial media, cuci mata liat pemandangan via instagram, yang kesemuanya itu tidak secara real dirasakan oleh motorik kita. Kita sebetulnya tetap bersosialisasi, namun sifatnya yang sekarang ini tidak melibatkan saraf motorik kita, alat gerak kita, jadi cenderungnya kurang sehat. Ujung-ujungnya kalau udah fun di sosial media, jadi keasyikan dan males untuk keluar rumah.

6. Faster! Faster! Faster!
Nah, kalau yang ini kita diuntungkan sebagai penikmat kecanggihan teknologi di masa kekinian. Dijaman sekarang semua dipermudah dan cepat. Kirim surat, dari email langsung main hitungan menit sudah sampe ke penerima. Coba bayangin waktu sebelum internet, kirim surat hari ini kemungkinan sebulan nyampe dan dua bulan berikutnya baru dapet balesan.
Inget masa-masa kirim surat ke artis waktu era dua ribuan? Pengalaman seorang teman, kalau dulu dia coba kirim surat ke artis dengan bahasa santunnya biar si artis respect trus ngebales, kirimnya hari ini, enam bulan berikutnya si teman ini mendapat balesan dari si artis, saat itu kirimnya hanya boleh ke alamat stasiun tv bersangkutan. Disitu si teman seneng banget nerima balesan surat dari si artis lengkap dengan koleksi fotonya plus tanda tanganya.
Bandingkan dengan sekarang, stalking in aja artis sampe dia bosen, kalau beruntung kalian akan direspon, kalau menggunakan twitter, si artis akan retweet, lebih beruntung lagi si artis tanda tangan di fotonya trus scan dan diupload di sosial media trus di tag ke kalian, pastinya kalian akan jadi seneng banget, buru-buru print out scan an itu dan ditunjukkin ke temen-temen lainnya, nggak sampe sehari kan kalau lagi beruntung? Heheh..

7. Can go front or back anytime we want!
Yeah! Kalau udah bicara zaman gadget dan sosial media sekarang, kita bisa sesukanya untuk flashback lagi hal-hal yang dirasa penuh moment, contohnya acara tv zaman dulu era 2000an yang bagus-bagus bisa ditonton ulang di channel youtube. Bisa tahu informasi sejarah negara kita atau negara luar juga dengan mudah di akses dizaman kekinian.

Itulah tadi beberapa point yang bisa kita bandingkan dari zaman 2000an dengan zaman kekinian, tidak seluruhnya buruk juga tidak seluruhnya baik, jadi bisa-bisa kitanya aja yah!
Terima kasih sudah membaca postingan kali ini, semoga bermanfaat guys.
Readmore → Hal yang dilupakan dari tahun 2000an